Kesadaran Diri Sendiri
Pada
hari Selasa 16 Oktober 2018 di perkuliahan Filsafat Pendidikan membahas
mengenai mengenali diri sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara manusia adalah
titah Tuhan atas raga kasar dan raga halus atau raga jasmani dan raga rohani. Raga
jasmani dan raga rohani merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisah. Dengan
demikian perlunya mengenali diri sendiri. Kesadaran pengelolaan atau tarbiyah
lahir dari kesadaran diri sendiri. Dari kesadaran diri sendiri itulah sesorang
akan mengenal Tuhan-nya. Mengenali diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Seseorang
akan lebih mudah mengenali orang lain dari pada dirinya sendiri. Untuk itu
perlu rasa kesadaran untuk mengenali dirinya sendiri. Mengenali raga jasmani
dan raga rohani.
Seseorang
memiliki personalitas untuk dikenali oleh orang lain, misalnya nama, tempat
tinggal, status, tanggal lahir dan lain sebagainya. Selain itu, seseorang juga
memilki identitas. Identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang
berasal dari keluarga, etnis, budaya, dan proses sosial. Selain itu juga
merupakan persepsi orang lain terhadap diri kita. Dengan demikian personalitas
dengan identitas merupakan sesuatu yang berbeda. Orang lain bisa mengenali diri
kita dari personalitas dan identitas kita. Namun sangatlah tidak mudah untuk
kita mengenali diri kita sendiri.
Diri
merupakan Dzat yang memiliki sifat, asma, dan affal. Asma merupakan realita
yang terjadi. Sedangkan affal merupakan suatu tindakan. Sifatnya misalnya
sabar, asmanya adalah penyabar, dan affalnya adalah bersabar. Sesorang melihat
orang lain dengan urutan dari bawah yaitu affal yang kemudian asma, selanjutnya
sifat. Pertama seseorang akan melihat tindakan yang dilakukan. Setelah melihat
tindakan baru akan mengetahui asmanya atau realita, yang kemudian baru
mengetahui sifatnya. Sangatlah mudah untuk mengenali orang lain. Namun sangatlah
susah untuk mengenali diri sendiri. Untuk itu perlu di tumbuhkan rasa kesadaran
diri sendiri agar dapat mengenali Tuhan-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar